LBS (Location Based
Service) adalah
salah satu nilai tambah dari layanan selular GSM (Global System For
Mobile Communication). LBS bukanlah sistem, akan tetapi merupakan layanan yang menggunakan
sistem tambahan penunjang sistem GSM. Sehingga bisa saja ada beberapa opsi sistem yang dapat mengirim layanan LBS dengan
teknologi yang bervariasi. Tetapi pada dasarnya, sistem-sistem tersebut
menggunakan prinsip dasar yang sama, yaitu: Triangulasi (triangulation). Jadi, prinsipnya tidak jauh beda dengan sistem GPS,
hanya saja fungsi satelit digantikan oleh BTS (Base Transceiver Station). (Riyanto,
2010 h21).
1. Arsitektur LBS
Pada zaman sekarang banyak perusahaan ataupun industri
telekomunikasi yang menyatukan sebuah layanan geoinformasi dengan teknologi
perangkat bergerak dalam bentuk LBS. LBS
dapat didefinisikan sebagai utilitas layanan yang secara dinamis mampu
membedakan dan mentransmisikan posisi seseorang dalam jaringan mobile network. Dengan menyediakan layanan informasi khusus dan relevan berupa
posisi saat ini pada pengguna. Sebuah konsorsium
OGC (Open Geospatial Consortium), 2003 mendefinisikan LBS sebagai layanan wireless-IP (Internet Protocol) tentang
penggunaan informasi geografis untuk melayani pengguna, perangkat bergerak atau layanan aplikasi
yang mengeksploitasi posisi dari terminal mobile. (Riyanto,
2010 h23).
2. Kelebihan Dan Kelemahan LBS
Kelebihan
LBS, layanan LBS tetap
berfungsi walaupun pengguna berada di dalam gedung dan pengaruh medan
elektromagnetik lain yang tidak terlalu besar. Sedangkan, kekurangan LBS adalah
jangkauan area sangat bergantung pada jangkauan jaringan selular. (Riyanto, 2010 h24).
2.2.6 GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi menggunakan
satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi, dengan akurat
dan cepat (koordinat 3 dimensi x, y, z)
dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di
seluruh dunia.
Pada awalnya, ada 24 satelit MOE (Medium Earth Orbit) yang digunakan untuk
membantu melacak posisi, dengan membagi wilayah bumi menjadi tiga bagian yang
masing-masing diisi oleh 8 satelit. Dalam perkembanganya, bumi dibagi menjadi 6
bagian dengan 4 satelit melayani per wilayah. Karena mengorbit di MOE
(ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.000 km), maka posisi orbit satelit kadang berubah (bandingkan
dengan GEO (Geosynchronous Orbit) stationer yang berada di 36.000 km). (Riyanto, 2010 h4).
Penentuan
posisi dengan GPS dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Ketelitian data terkait dengan tipe data
yang digunakan, kualitas penerima GPS, level dari kesalahan.
2.
Geometri
satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi
satelit dan lama pengamatan.
3.
Metode penentuan posisi, terkait dengan
metode penentuan posisi GPS yang digunakan, apakah absolut, relative, DGPS (Differental Global Positioning System)
dan
lain-lain.
4.
Strategi pemprosesan data, terkait dengan real-time atau post processing, strategi eliminasi dan pengoreksian kesalahan dan
bias, pemprosesan baseline dan peralatan jaringan serta control kualitas. (Riyanto, 2010 h15).